Janji Para Calon Gubernur Aceh 2012-2017


Lima pasang calon gubernur Aceh menyampaikan visi dan misi di hadapan sidang paripurna DPRA, Kamis (22/3). Ini merupakan hari pertama dimulain ya kampanye pemilihan gubernur di provinsi ujung Barat Indonesia.

Selanjutnya para calon menyampaikan janjinya di hadapan sidang istimewa DPR Aceh yang dihadiri mayoritas anggota parlemen dan disaksikan lebih 300-an pendukung masing-masing kandidat.


Sidang istimewa ini juga dihadiri oleh Penjabat Gubernur Aceh Tarmizi A. Karim, Kapolda Inspektur Jenderal Iskandar Hasan, Panglima Kodam Iskandar Muda Mayjen Adi Mulyono, dan unsur musyawarah pimpinan daerah lainnya.

Ketua DPR Aceh Hasbi Abdullah menyebutkan pilkada Aceh diikuti oleh lima pasang calon gubernur. Dua dari jalur partai nasional dan lokal, dan tiga pasang dari jalur perseorangan.

Hasbi memperkenalkan lima pasang calon yang duduk di sisi kiri ruang sidang, yaitu: Teungku Ahmad Tajuddin-Teuku Suriansyah; Irwandi Yusuf-Muhyan Yunan; Darni M. Daud-Ahmad Fauzi; Muhammad Nazar-Nova Iriansyah; dan Zaini Abdullah-Muzakir Manaf.

Hasbi bilang, pilkada Aceh sempat tertunda empat kali. Namun, “kita tidak perlu membahas itu lagi,” kata Hasbi.

Bagi Hasbi, keterlambatan itu hanya dimaksudkan untuk meletakkan semangat demokrasi di Aceh. “Mungkin terlambat. Tapi kita telah mampu meletakkan semangat demokrasi di Aceh,” ujar Hasbi Abdullah. “Lebih baik terlambat, asal selamat.”

Ia berharap pilkada 2012 ini bisa berlangsung fair, jujur, dan adil, serta demokratis.


Pasangan Teungku Ahmad Tajuddin menjadi calon yang pertama menyampaikan visi dan misinya. Ia yang berpasangan dengan Teuku Suriansyah, merupakan kandidat bernomor urut satu. Selanjutnya, calon akan menyampaika visi dan misi sesuai dengan nomor urut: Irwandi Yusuf-Muhyan, Darni M. Daud-Ahmad Fauzi, Muhammad Nazar-Nova Iriansyah, dan Zaini Abdullah-Muzakir Manaf.


Berikut janji Para Calon Gubernur Aceh periode 2012-2017

(1) Abi Lampisang
FOTO: Ibnu GP/ACEHKITA.COM
Abi menyorot masalah pembangunan Aceh yang oleh banyak kalangan dinilai berhasil. Namun, keberhasilan itu tidak dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat Aceh.
Menurut Abi, ada tujuh masalah yang tidak diakomodasi dalam pembangunan di Aceh dalam beberapa tahun terakhir. “Penegakan syariat Islam belum maksimal,” kata Abi Lampisang.

Selanjutnya, ia menilai melonjaknya pertumbuhan penduduk yang berpenghasilan rendah, keterbatasan lahan permukiman akibat tingginya harga jual dan sewa tanah di Aceh.

Abi juga menyorot soal rendahnya pelibatan masyarakat dalam pembangunan.

Karena itu, Abi Lampisang berjanji akan melaksanakan pembangunan ke semua arah pelosok di Nanggroe Aceh. (Ia menyebut Aceh dengan “Nanggroe Aceh”), sehingga seluruh kebijakan dan anggaran akan mampu bertemu dengan kesejahteraan rakyat.

Ia juga berjanji akan menegakkan kebenaran dan menyingkirkan kebatilan dengan santun; membangun peran ulama dalam semua aspek kehidupan; menyediakan fasilitas belajar bagi semua umur masyarakat; mencukupi kebutuhan informasi dan teknologi bagi masyarakat.

Selanjutnya, Abi juga berjanji akan membangun cagar budaya dan mengembangkan potensi wisata islami; menjaga keamanan dan kedamaian; mencipatakan sentra industri; membangun kawasan hutan dan taman kota; mengelola sungai dan laut; membangun perumahan dan kawasan permukiman yang sehat dan nyaman; mendorong sistem birokrasi yang mudah dan transparan; dan menyediakan fasilitas bagi masyarakat.
“Kita juga akan menjaga dan melanjutkan program yang baik bagi rakyat, dari gubernur sebelumnya, seperti JKA (Jaminan Kesehatan Aceh), dan lain-lain, dan lain-lain,” ujar Abi Lampisang yang disambut geer pengunjung sidang tersebut.

***
(2) Irwandi Yusuf
FOTO: Ibnu GP/ACEHKITA.COM
Irwandi Yusuf yang maju bersama Muhyan Yunan membuka penyampaian visi dan misi dengan mengemukkaan sejumlah “keberhasilan” yang telah dicapai selama dia –bersama Muhammad Nazar– memimpin Aceh lima tahun sebelumnya.

Menurut Irwandi, pada saat menjabat pada 8 Februari 2007 lalu, kondisi daerah ini berada dalam kerusakan yang parah di bidang infrastruktur, sosial, ekonomi, dan lingkungan. Irwandi mengklaim telah mampu membangun jalan berkatagori baik, dari 442,47 kilometer (dari total 1.874,91 kilometer) menjadi 875,17 kilometer hingga 2011.
“Artinya bertambah rata-rata hampir 15 persen per tahunnya,” kata Irwandi.

(Perlu diingat, pembangunan Aceh pascatsunami lalu juga dilakukan dengan bantuan dunia internasional dan Pemerintah Pusat).

Irwandi juga berbicara soal keberhasilannya dalam menyediakan fasilitas air bersih bagi penduduk Aceh yang per tahunnya naik rata-rata 16,1 persen.

Deretan yang dinilainya berhasil terus dikemukakan Irwandi, seperti program pengobatan gratis alias Jaminan Kesehatan Aceh, beasiswa. Khusus untuk beasiswa, Irwandi berjanji akan mewujudkan pendidikan wajib belajar hingga 12 tahun. Artinya, seluruh anak Aceh harus berpendidikan minimal SMA.

Jika terpilih lagi, Irwandi berjanji, akan membangun, meningkatkan, dan memelihara infrastruktur dasar untuk mendukung sistem produksi serta pelayanan dasar; melanjutkan pembangunan SDM berlandaskan kompetensi; membangun ekonomi kerakyatan yang merata di Aceh.

Lalu, memanfaatkan sumberdaya alam secara berkelanjutan, berkeadilan, dan ramah lingkungan; mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih; dan mewujudkan perdamaian berkelanjutan melalui implementasi MoU Helsinki yang berlandaskan demokrasi dan hak asasi manusia.

 ***
(3) Darni M. Daud
FOTO: Ibnu GP/ACEHKITA.COM
Rektor Universitas Syiah Kuala ini tampil dengan gaya khasnya. Ia kadang-kadang kocak dan mengundang tawa pengunjung sidang istimewa yang beragenda penyampaian visi dan misi tersebut.

Ia menyebut pasangannya sebagai calon “jantong hate” rakyat Aceh. Sebab, ia berasal dari Universitas Syiah Kuala. Sementara wakilnya, Ahmad Fauzi, berasal dari kampus IAIN Ar-Raniry Banda Aceh. Kedua kampus terletak bersisian di Darussalam.
Bung Karno, presiden RI pertama, menyebut Kampus Darussalam sebagai “jantong hate rakyat Aceh”.

Darni berjanji, jika terpilih menjadi pemimpin Aceh akan melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas pendidikan, kebudayaan, dan kesehatan masyarakat Aceh yang handal dan merata; perbaikan dan peningkatan perekonomian daerah yang adil, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

Selanjutnya, ia berjanji akan melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas infrastruktur publik untuk penguatan daya saing daerah, pengurangan risiko bencana, dan penjaminan kesejahteraan.

“Kami akan memperbaiki dan meningkatkan pelayanan publik melalui penyelenggaraan pemerintahan yang profesional, bersih, transparan, adil, dan akuntabel,” ujar Darni.

Untuk mencapai empat misi tersebut, Darni mempunyai sejumlah strategi, di antaranya, memperbaiki pemahaman ajaran agama, syariat Islam, yaitu dengan memperkuat pemahaman dan ajaran agama, khususnya Islam.

“Dengan cara mengintegrasikan pemahaman dan pelaksanaan syariat dalam kehidupan ril masyarakat,” kata dia.

Untuk bidang pendidikan, Darni berjanji akan mewujudkan masyarakat melek huruf hingga 98 persen, baik dengan peningkatan pendidikan formal maupun pendidikan via paket A, B, dan C yang telah berjalan selama ini.

“Untuk meningkatkan dan menyukseskan program wajib belajar 9 tahun, ada beberapa program khusus, seperti pembangunan akses jalan ke sekolah,” ujar pria kelahiran Ulim ini.

Untuk program beasiswa, Darni berjanji akan mencari sumber dana dari luar, tanpa membebankan kepada anggaran pendapatan belanja daerah. Sebab, jika pemerintah memberikan beasiswa belajar ke luar negeri, uang daerah tidak akan cukup untuk mengakomodasinya. Bahkan, ia menilai beasiswa pendidikan di luar negeri tersebut bisa dikatagorikan sebagai pemborosan uang daerah.

Solusinya, “Kita akan mendidik generasi baru agar menguasai bahasa asing, kemudian mencari beasiswa. Uang APBA untuk biayai pendidikan di luar negeri, itu sama sekali tidak cukup. Karena itu, kita harus mencari beasiswa dari berbagai sumber di dunia,” ujar Darni.

Ia juga menyorot pengobatan gratis. Menurutnya, pengobatan gratis yang selama ini berjalan perlu ditingkatkan pelayanan. Darni bilang akan memberikan pelayanan prima bagi warga yang berobat gratis.

“Jangan sampai masyarakat dari Aceh Selatan datang ke Banda Aceh untuk berobat, dia malah tidur di emperan rumah sakit,” lanjut Darni. “Kita akan memberikan pelayanan prima.”
***
(4) Muhammad Nazar
FOTO: Ibnu GP/ACEHKITA.COM
Ia berpasangan dengan Nova Iriansyah, politikus Partai Demokrat yang kini duduk sebagai anggota DPR RI. Nazar datang dari latar belakang aktivis. Dia terkenal setelah memimpin Sentral Informasi Referendum Aceh (SIRA) yang memobilisasi hampir 500 ribu orang ke Banda Aceh pada 1999 lalu.

Pada pemilihan 2006, ia terpilih sebagai wakil gubernur yang berpasangan dengan Irwandi Yusuf. Mereka maju melalui jalur perseorangan. Dalam pilkada 2012, Nazar maju melalui jalur partai. Ia diusung Partai Demokrat dan Partai Persatuan Pembangunan. Partai SIRA yang dipimpinnya, tak beroleh suara pada pemilihan 2009 lalu.
 Kali ini, Nazar berjanji akan membangun masyarakat yang bermiman, berkualitas, produktif, berkeadilan, pro-pembangunan, dan berperadaban; membangun pelbagai kebutuhan fundamental yang menyelamatkan serta menyejahterakan rakyat Aceh secara berkelanjutan.

Lalu, ia berjanji akan menormalisasikan dan membangun pemerintahan yang benar sesuai dengan undang-undang dan kerarifan Aceh di semua level; dan menormalisasikan penegakan hukum, pembinaan politik, serta keamanan yang benar dan tanpa diskriminasi, baik dalam rangka mencegah penyimpangan, seperti korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Dalam menyampaikan visi dan misinya, Nazar menyelipkan kata-kata bijak tetua Aceh (hadih maja), seperti kong rumoh kareuna bajoe lingka puteng, kong agama kareuna adat di geunireng, kong peumimpin/umara kareuna ulama na di sampeng.

Nazar berjanji akan melanjutkan program pemerintahan sebelumnya yang belum terlaksana, seperti pembangunan jalan highway yang menghubungkan Banda Aceh-Sumatera Utara. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Selama lima tahun memimpin, Nazar mengaku telah merintis akan membangun jalan bebas hambatan yang bisa mendongkrak perekonomian Aceh.

“Rintisan yang telah saya laksanakan dalam hampir lima tahun terakhir, yaitu pembangunan highway lintas Banda Aceh-Aceh Tamiang, serta outer-ring road ibukota provinsi,” ujar calon gubernur termuda itu.

Di bidang perekonomian, Nazar juga menyorot kondisi badan usaha milik daerah yang mati-segan-hidup-pun-tak-mau. Menurutnya BUMD yang aktif selama ini hanyalah Bank Pembangunan Daerah yang kini berubah nama menjadi Bank Aceh.

Ke depan, ia berjanji akan berupaya mengembangkan badan usaha milik daerah yang dimiliki Aceh. “Perlu reformasi total dan pembinaan BUMD, termasuk pembentukan holding company sehingga dapat berpartisipasi secara profesional dan masif untuk menggerakkan perekonomian daerah,” kata Nazar.

Nazar juga berjanji akan memperbaiki pengelolaan kualitas dan pelayanan program pengobatan gratis (JKA) yang lebih benar dan tepat tanpa merugikan masyarakat dan daerah sebagaimana konsep yang telah dirintis ketika menjabat wakil gubernur.

Menjelang akhir pemaparan visi dan misinya, Nazar menyebutkan bahwa semua kandidat yang akan berkompetisi dalam pilkada 2012 merupakan saudara yang hidup dalam satu rumah. “Cuma beda kamar saja,” ujar Nazar berkelakar.

Dia mencontohkan, dirinya satu kampung dengan Darni Daud. Sementara Irwandi Yusuf dan Darni Daud merupakan satu kampus, baik di Universitas Syiah Kuala maupun saat menuntut ilmu di Oregon State University, Amerika Serikat.

Sedangkan dirinya dengan Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf? “Siapa yang tidak tahu bagaimana hubungan SIRA dengan GAM pada masa konflik,” ujarnya disambut tawa pengunjung.

Kalau Abi Lampisang? “Saat saya dan Pak Irwandi naik dulu, Abi Lampisang merupakan salah satu tim sukses kami. Jadi, kami sukses membuat tim sukses menjadi kandidat,” kata dia, kembali berkelakar.

***
(5) Zaini Abdullah
 FOTO: Ibnu GP/ACEHKITA.COM
“Saudara pimpinan, ingatkan saya jika waktu telah habis,” kata Zaini Abdullah mengawali pidato pemaparan visi dan misi di hadapan anggota parlemen yang mengikuti sidang istimewa di DPR Aceh.

Zaini merasa perlu menyampaikan hal di atas karena dua kandidat lain: Irwandi Yusuf dan Darni M. Daud, diinterupsi oleh anggota DPRA dari Fraksi Partai Aceh. Kedua kandidat ini diinterupsi karena dinilai telah menggunakan maksimal waktu yang diberikan pimpinan sidang.
Zaini Abdullah lebih 30 tahun bermukim di Swedia. Ia mengasingkan diri ke negeri Skandinavia itu karena memilih jalan sebagai anggota Aceh Merdeka –belakangan berubah menjadi Gerakan Aceh Merdeka– yang diproklamirkan oleh Hasan Tiro pada 4 Desember 1976.

Setelah Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka pada 2005 bersepakat mengakhiri konflik yang menewaskan tak kurang dari 15.000 jiwa, Zaini kembali ke Aceh dan menjadi warga negara Indonesia. Pada pilkada 2012 ini, ia memustuskan mencalonkan diri sebagai gubernur berpasangan dengan Muzakir Manaf. Mereka diusung Partai Aceh, partai lokal yang meraih suara terbanyak pada pemilihan 2009 lalu.

Saat menyampaikan visi dan misi, Zaini menyoroti potensi sumber daya alam Aceh yang berlimpah, yang belum maksimal digunakan. Menurut Zaini, Aceh merupakan daerah yang mempunyai potensi alam yang besar, sehingga bisa menjadi jaminan bagi terwujudnya rakyat Aceh yang makmur dan sejahtera.

“Sejarah juga telah membuktikan bahwa kejayaan dan kemakmuran bangsa Aceh telah pernah diraih pada masa kepemimpinan Sultan Iskandar Muda,” kata Zaini.

Berkaca pada kegemilangan sejarah masa lampau dan dengan potensi alam yang dimiliki Aceh, Zaini berjanji akan meningkatkan kesejahteraan rakyat Aceh. Karena itu adalah amanah endatu.

“Untuk menegakkan martabat dan marwah bangsa Aceh yang sejahtera, berkeadilan, serta mandiri dalam menjalankan pemerintahan di Aceh nantinya,” ujarnya.

Zaini menyorot sembilan permasalahan yang dihadapi masyarakat Aceh ke depan, yaitu: belum optimalnya pelaksanaan UU Pemerintaha Aceh sebagai wujud MoU Helsinki; masih tingginya praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme; pelaksanaan nilai-nilai dinul Islam di Aceh yang belum maksimal.

Selain itu, Zaini juga menilai angka kemiskinan di Aceh masih tinggi; tingkat pengangguran terbuka juga masih tinggi; keterlibatan swasta dalam pembangunan masih rendah; sektor koperasi dan usaha kecil menengah belum berkembang dengan baik; rendahnya pemanfaatan potensi sumberdaya alam; dan pertumbuhan ekonomi Aceh yang masih rendah.

Karena itu, jika nanti terpilih, pasangan ini berjanji akan memperbaiki tata kelola pemerintahan Aceh yang amanah melalui implementasi dan penyelesaian turuan UU Pemerintahan Aceh untuk menjaga perdamaian yang abadi.

Kemudian, Zaini berjanji akan menerapkan budaya Aceh dan nilai-nilai Islam di semua sektor masyarakat; memperkuat struktur ekonomi dan kualitas sumberdaya manusia; melaksanakan pembangunan Aceh yang proporsional, terintegrasi, dan berkelanjutan; mewujudkan peningkatan nilai tambah produksi masyarakat dan optimalisasi pemanfaatan sumberdaya alam.
Zaini berkali-kali menekankan pentingnya menjalankan roda pemerintahan Aceh berlandaskan Undang-undang No 11/2006 tentang Pemerintahan Aceh sebagai wujud MoU Helsinki. “Ini untuk mewujudkan pelaksanaan pemerintahan Aceh yang efektif dan efisien sebagaimana yang telah dituangkan dalam undang-undang tersebut, guna tercapainya masyarakat Aceh yang mandiri, makmur, dan sejahtera dalam bingkai NKRI,” kata dia. 
Sumber: www.acehkita.com 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Campuran Panton Aceh

ACEH DALAM JAJAHAN BELANDA