Chow Kit .Pasar Aceh. di Malaysia
Chow Kit “Pasar Aceh” di Malaysia
RASANYA tidak ada masyakarakat Aceh yang tidak pernah mendengar kawasan Chow Kit Malaysia, sebab kawasan ini dikenal sebagai pasar dagangnya masyarakat Aceh di Malaysia. Sehingga apabila mengunjungi Malaysia, seolah belumlah dianggap lengkap apabila tidak singgah untuk mengunjungi “pasar Aceh” di Malaysia ini.
Suatu kali, saya bersama isteri berkesempatan menemani dua tamu dari Aceh untuk melihat-lihat keunikan pasar Chow Kit tersebut. Dan sebetulnya saya belum terlalu familiar dengan kawasan itu, meski begitu, ini adalah kali ke tiga saya mengunjungi kawasan tersebut selama hampir empat bulan saya berada di Malaysia.
Pasar Chow Kit terletak di ujung utara Jalan Tunku Abdul Rahman Tapi, para pedagang asal Aceh kebanyakan berjualan di sepanjang jalan Raja Alang yang bersisian dengan Safuan Plaza. Atau, apabila kita turun di Stasiun Kereta Api Monorail, lalu menyeberangi jalan, dan belok kiri langsung tiba di pasar Chow Kit.
Di sepanjang kiri-kanan jalan Raja Alang, di kawasan Chow Kit, banyak pedagang Aceh berjualan. Di kawasan ini, atau tepatnya di depan Safuan Plaza, terlihat kios buah-buahan berjejer serta warung nasi dan mie Aceh, yang banyak dicari oleh masyarakat Aceh sendiri maupun orang Melayu.
Sementara itu kedai-kedai runcit (kelontong) berada teratur setelahnya, begitupun kios-kios jamu yang juga milik masyarakat Aceh ini berjejer dengan rapi. Mudah saja kita mengenal para pedagang Aceh, sebab semua mereka menggunakan bahasa Aceh dalam bertutur, persis seperti Pasar Aceh di Aceh, kecuali ada pembeli orang Melayu.
Memang pedagang Aceh di Malaysia sebenarnya tidak hanya di Chow Kit ini saja, banyak yang lainnya menyebar di wilayah lain, seperti di Puchong, Sungai Tangkas, Kajang, Bandar Tasik Selatan, Sungai Buloh tapi Chow Kit adalah sentralnya. Konon, menurut seorang pedagang di sana, jika bulan Maulid tiba, di kawasan Chow Kit ini kerap digelar Kenduri Maulid dengan menyembelih 12-15 ekor sapi.
Saat ini pun pedagang di sini telah membentuk sebuah wadah yang menyatukan dan memperkuat ikatan para pedangan yaitu Dewan Perdagangan Aceh Malaysia (DPAM). DPAM pada periode pertama ini diketuai oleh Datok Muhammad Feisol bin Hassan sebagai presiden steering committee.
Bagi saya dan istri, berkunjung ke pasar Acehnya orang Aceh di Malaysia itu, mempunyai makna tersendiri. Mungkin, setiap orang Aceh yang berkunjung ke Malaysia dan kemudian mampir juga di Chow Kit, bisa melihat keberhasilan masyarakat Aceh dibandingkan dengan warga lain dari Indonesia yang menetap di negara jiran tersebut.
***
Oleh Teuku Muttaqin Mansur,
Citizen Reporter, Serambin Daily
Sumber:
Komentar
Posting Komentar